Search this site:
Papa_Bundasuci
Rabu, 29 Februari 2012
Selasa, 28 Februari 2012
Kenali sifat 20 yang wajib bagi Allah ===> Mukhtarsuci Pasie Raya
Catatan harian seorang muslim
Ya Allah.. berilah kami ridlo-Mu
Meta
-
Dilihat
- 1,239,777 kali
Hikmah
Rasul saw bersabda : "Dan aku demi Allah tidak merisaukan kalian akan musyrik setelah aku wafat, tapi yg kutakutkan adalah keluasan duniawi atas kalian" (Bukhari Muslim)
“Barang siapa merintis (memulai) dalam agama Islam perkara baru yang baik maka baginya pahala dari perbuatan tersebut juga pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang sedikitpun pahala mereka, dan barang siapa merintis dalam Islam perkara baru yang buruk maka baginya dosa dari perbuatan tersebut juga dosa dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang dosa-dosa mereka sedikitpun” (H.R. Muslim) .Berita
Blogroll
Mereka nge-link ke sini
- A Fikri Adriansyah
- Abi Haura
- Abou Fateh
- Ariefmas
- Asy Syifaa’ Wal Mahmuudiyyah
- Bang Parli
- Bicara Salafy
- Blog Casa
- Dunia Lain
- FFNA
- Gus Kacung
- Ijabah
- Jejak Wali
- Kajian Islam
- Kasih Mawar
- orangkuat
- PakAR
- PakAR Fisika
- pang5kholid
- PPSS Nurul Huda
- Rifaudin Ahmad
- RW 021
- Samaranji
- Solusi Umat
- suara hati..
- Ummati Press
- Wanita Shalihah
Syafiiyah
Kategori
Arsip
- Februari 2012
- Januari 2012
- Desember 2011
- November 2011
- Oktober 2011
- September 2011
- Agustus 2011
- Juli 2011
- Juni 2011
- Mei 2011
- April 2011
- Maret 2011
- Februari 2011
- Januari 2011
- Desember 2010
- November 2010
- Oktober 2010
- September 2010
- Agustus 2010
- Juli 2010
- Juni 2010
- Mei 2010
- April 2010
- Maret 2010
- Februari 2010
- Januari 2010
- Desember 2009
- November 2009
- Oktober 2009
- September 2009
- Agustus 2009
- Juli 2009
- Juni 2009
- Mei 2009
- April 2009
- Maret 2009
- Februari 2009
- Januari 2009
- Desember 2008
- November 2008
- Oktober 2008
- September 2008
- Agustus 2008
- Juli 2008
- Juni 2008
- Mei 2008
- April 2008
- Maret 2008
- Februari 2008
- Januari 2008
- Desember 2007
- November 2007
- Oktober 2007
- September 2007
- Agustus 2007
- Juli 2007
-
Terbaru
- Sultan Hamengku Buwono VIII
- Pondok Pesantren Tertua di Indonesia
- Ormas Kekerasan itu tak sekedar FPI. Mereka Jauh Lebih Berbahaya.
- Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia
- Para Mantan Kapolda Metro Jaya
- Dengan Niat Amal Dunia Jadi Ladang Akhirat
- Bimbingan Untuk Para Penuntut Ilmu – Kitab Ta’limul Muta’alim
- Ini Dia Gambar Pelaku Pemerkosa Angkot Mikrolet M26
- 6000 Lagu Bajakan Diunduh Tiap Menit
- Gerhana Bulan Total 10 Des 2011
- Tanda-tanda Ulama Akhirat
- Tujuh Kebiasaan Yang Sangat Efektif
- Pria 34 Tahun Punya 15 Anak dari 13 Wanita
- Sebaik-baik amal.. sebaik-baik manusia
- Thaha & Yasin Itu Nama Rasulullah saw
Aturan Komentar
Kami akan menghapus komentar yang:
Tak sopan, memakai HURUF BESAR, berupa caci maki, mengandung kata-kata kebun binatang, debat kusir, provokasi, di luar konteks, berupa undangan/ reklame.
Komentar yang terlalu panjang, tanpa paragraf dan sulit dipahami. Terlalu banyak singkatan huruf, mirip spam.
Komentar copy-paste, silakan di-link saja.
Isi komentar adalah tanggung jawab penulis komentar, bukan tanggung jawab pengelola blog/situs ini.
Harap maklum.-
Komentar
hamba Allah on Sebaik-baik amal.. sebaik-baik… maman on Sejarah Maulid Nabi maman on Sejarah Maulid Nabi Mas Halim Alwie on Ustadz Mahrus Ali (Mantan Kyai… NU tulen on Rumah Nabi saw Dibongkar NU tulen on Rumah Nabi saw Dibongkar NU tulen on Terjemah Maulid Al Barzan… NU tulen on Terjemah Maulid Al Barzan… fatt on Doa Khatam Al Qur’a… Mas Halim Alwie on Ustadz Mahrus Ali (Mantan Kyai… ningsih rizkafath on Sejarah Maulid Nabi tokonè DANIA on Sayyid Al Muhammad bin Alawi A… wahyudi on Sri Sultan Hamengku Buwono… ANdri hendriansyah on Majelis Rasulullah tentang Tah… pencarihaq on Sifat 20 Allah swt -
12 Terpopuler
- Macam-Macam Shalat Sunnah
- Macam-Macam Shalawat
- 10 Pondok Pesantren Terbaik di Indonesia
- Doa Khatam Al Qur'an
- Ijma dan Qiyas Adalah Juga Sumber Hukum Islam
- Sifat 20 Allah swt
- Sejarah Perang Salib
- Terjemah Maulid Diba'
- Terjemah Maulid Al Barzanji
- Macam-Macam Puasa Sunnah
- Berbagai Hadits Tentang Menuntut Ilmu
- Majelis Rasulullah tentang Tahlilan dan Yasinan
Tamu kami
..$$..
Sifat 20 Allah swt
Posted by orgawam
pada September 11, 2008
SIFAT WAJIB BAGI ALLAH SWT
1. Wujud : Artinya Ada
Yaitu tetap dan benar yang wajib bagi zat Allah Ta’ala yang tiada disebabkan dengan sesuatu sebab. Maka wujud ( Ada ) – disisi Imam Fakhru Razi dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi bukan ia a’in maujud dan bukan lain daripada a’in maujud , maka atas qaul ini adalah wujud itu Haliyyah ( yang menepati antara ada dengan tiada) . Tetapi pada pendapat Imam Abu Hassan Al-Ashaari wujud itu ‘ain Al-maujud , karena wujud itu zat maujud karena tidak disebutkan wujud melainkan kepada zat. Kepercayaan bahwa wujudnya Allah SWT. bukan saja di sisi agama Islam tetapi semua kepercayaan di dalam dunia ini mengaku menyatakan Tuhan itu ada. Firman Allah SWT. yang bermaksud :
” Dan jika kamu tanya orang-orang kafir itu siapa yang menjadikan langit dan bumi nescaya berkata mereka itu Allah yang menjadikan……………” ( Surah Luqman : Ayat 25 )
2. Qidam : Artinya Sedia
Pada hakikatnya menafikan ada permulaan wujud Allah SWT karena Allah SWT. menjadikan tiap-tiap suatu yang ada, yang demikian tidak dapat tidak keadaannya lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu itu. Jika sekiranya Allah Ta’ala tidak lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu, maka hukumnya adalah mustahil dan batil. Maka apabila disebut Allah SWT. bersifat Qidam maka jadilah ia qadim. Di dalam Ilmu Tauhid ada satu perkataan yang sama maknanya dengan Qadim Yaitu Azali. Setengah ulama menyatakan bahwa kedua-dua perkataan ini sama maknanya Yaitu sesuatu yang tiada permulaan baginya. Maka qadim itu khas dan azali itu am. Dan bagi tiap-tiap qadim itu azali tetapi tidak boleh sebaliknya, Yaitu tiap-tiap azali tidak boleh disebut qadim. Adalah qadim dengan nisbah kepada nama terbahagi kepada empat bagian :
· Qadim Sifati ( Tiada permulaan sifat Allah Ta’ala )
· Qadim Zati ( Tiada permulaan zat Allah Ta’ala )
· Qadim Idhafi ( Terdahulu sesuatu atas sesuatu seperti terdahulu bapa nisbah kepada anak )
· Qadim Zamani ( Lalu masa atas sesuatu sekurang-kurangnya satu tahun )
Maka Qadim Haqiqi ( Qadim Sifati dan Qadim Zati ) tidak harus dikatakan lain daripada Allah Ta’ala.
3. Baqa’ : Artinya Kekal
Sentiasa ada, kekal ada dan tiada akhirnya Allah SWT . Pada hakikatnya ialah menafikan ada kesudahan bagi wujud Allah Ta’ala. Adapun yang lain daripada Allah Ta’ala , ada yang kekal dan tidak binasa Selama-lamanya tetapi bukan dinamakan kekal yang hakiki ( yang sebenar ) Bahkan kekal yang aradhi ( yang mendatang jua seperti Arasy, Luh Mahfuz, Qalam, Kursi, Roh, Syurga, Neraka, jisim atau jasad para Nabi dan Rasul ). Perkara –perkara tersebut kekal secara mendatang tatkala ia bertakluq dengan Sifat dan Qudrat dan Iradat Allah Ta’ala pada mengekalkannya. Segala jisim semuanya binasa melainkan ‘ajbu Az-zanabi ( tulang kecil seperti biji sawi letaknya di tungking manusia, itulah benih anak Adam ketika bangkit daripada kubur kelak ). Jasad semua nabi-nabi dan jasad orang-orang syahid berjihad Fi Sabilillah yang mana ianya adalah kekal aradhi jua. Disini nyatalah perkara yang diiktibarkan permulaan dan kesudahan itu terbahagi kepada 3 bagian :
· Tiada permulaan dan tiada kesudahan Yaitu zat dan sifat Alllah SWT.
· Ada permulaan tetapi tiada kesudahan Yaitu seperti Arash, Luh Mahfuz , syurga dan lain-lain lagi.
· Ada permulaan dan ada kesudahan Yaitu segala makhluk yang lain daripada perkara yang diatas tadi ( Kedua ).
4. Mukhalafatuhu Ta’ala Lilhawadith. Artinya : Bersalahan Allah Ta’ala dengan segala yang baharu.
Pada zat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru , yang telahada atau yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan Allah Ta’ala menyerupai dengan yang baharu pada zatnya , sifatnya atau perbuatannya. Sesungguhnya zat Allah Ta’ala bukannya berjirim dan bukan aradh Dan tiada sesekali zatnya berdarah , berdaging , bertulang dan juga bukan jenis leburan , tumbuh-tumbuhan , tiada berpihak ,tiada bertempat dan tiada dalam masa. Dan sesungguhnya sifat Allah Ta’ala itu tiada bersamaan dengan sifat yang baharu karena sifat Allah Ta’ala itu qadim lagi azali dan melengkapi ta’aluqnya. Sifat Sama’ ( Maha Mendengar ) bagi Allah Ta’ala berta’aluq ia pada segala maujudat tetapi bagi mendengar pada makhluk hanya pada suara saja. Sesungguhnya di dalam Al-Quraan dan Al-Hadith yang menyebut muka dan tangan Allah SWT. , maka perkataan itu hendaklah kita iktiqadkan thabit ( tetap ) secara yang layak dengan Allah Ta’ala Yang Maha Suci daripada berjisim dan Maha Suci Allah Ta’ala bersifat dengan segala sifat yang baharu.
5. Qiyamuhu Ta’ala Binafsihi : Artinya : Berdiri Allah Ta’ala dengan sendirinya .
Tidak berkehendak kepada tempat berdiri ( pada zat ) dan tidak berkehendak kepada yang menjadikannya Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan Allah SWT. berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya. Allah SWT itu terkaya dan tidak berhajat kepada sesuatu sama adapada perbuatannya atau hukumannya. Allah SWT menjadikan tiap-tiap sesuatu dan mengadakan undang-undang semuanya untuk faedah dan maslahah yang kembali kepada sekalian makhluk . Allah SWT menjadikan sesuatu ( segala makhluk ) adalah karena kelebihan dan belas kasihannya bukan berhajat kepada faedah. Allah SWT. Maha Terkaya daripada mengambil apa-apa manafaat di atas kataatan hamba-hambanya dan tidak sesekali menjadi mudharat kepada Allah Ta’ala atas sebab kemaksiatan dan kemungkaran hamba-hambanya. Apa yang diperintahkan atau ditegah pada hamba-hambanya adalah perkara yang kembali faedah dan manafaatnya kepada hamba-hambaNya jua. Firman Allah SWT. yang bermaksud :
” Barangsiapa berbuat amal yang soleh ( baik ) maka pahalanya itu pada dirinya jua dan barangsiapa berbuat jahat maka balasannya (siksaannya ) itu tertanggung ke atas dirinya jua “. ( Surah Fussilat : Ayat 46 ). Syeikh Suhaimi r.a.h berkata adalah segala yang maujudat itu dengan nisbah berkehendak kepada tempat dan kepada yang menjadikannya, terbahagi kepada empat bagian :
· Terkaya daripada tempat berdiri dan daripada yang menjadikannya Yaitu zat Allah SWT.
· Berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya Yaitu segala aradh ( segala sifat yang baharu ).
· Terkaya daripada zat tempat berdiri tetapi berkehendak kepada yang menjadikannya Yaitu segala jirim. ( Segala zat yang baharu ) .
· Terkaya daripada yang menjadikannya dan berdiri ia pada zat Yaitu sifat Allah Ta’ala.
6. Wahdaniyyah. Artinya : Esa Allah Ta’ala pada zat, pada sifat & pada perbuatan.
Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan berbilang pada zat, pada sifat dan pada perbuatan sama ada bilangan yang muttasil (yang berhubung ) atau bilangan yang munfasil ( yang bercerai ).
Makna Esa Allah SWT pada zat itu Yaitu menafikan Kam Muttasil pada Zat ( menafikan bilangan yang berhubung dengan zat ) seperti tiada zat Allah Ta’ala tersusun daripada darah , daging , tulang ,urat dan lain-lain. Dan menafikan Kam Munfasil pada zat ( menafikan bilangan yang bercerai pada zat Allah Ta’ala )seperti tiada zat yang lain menyamai zat Allah Ta’ala.
Makna Esa Allah SWT pada sifat Yaitu menafikan Kam muttasil pada Sifat ( menafikan bilangan yang berhubung pada sifatnya ) Yaitu tidak sekali-kali bagi Allah Ta’ala pada satu-satu jenis sifatnya dua qudrat dan menafikan Kam Munfasil pada sifat ( menafikan bilangan –bilangan yang bercerai pada sifat ) Yaitu tidak ada sifat yang lain menyamai sebagaimana sifat Allah SWT. yang Maha Sempurna.
Makna Esa Allah SWT pada perbuatan Yaitu menafikan Kam Muttasil pada perbuatan ( menafikan bilangan yang bercerai–cerai pada perbuatan ) Yaitu tidak ada perbuatan yang lain menyamai seperti perbuatan Allah bahkan segala apa yang berlaku di dalam alam semuanya perbuatan Allah SWT sama ada perbuatan itu baik rupanya dan hakikatnya seperti iman dan taat atau jahat rupanya tiada pada hakikat-nya seperti kufur dan maksiat sama ada perbuatan dirinya atau perbuatan yang lainnya ,semuanya perbuatan Allah SWT dan tidak sekali-kali hamba mempunyai perbuatan pada hakikatnya hanya pada usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas. Maka wajiblah bagi Allah Ta’ala bersifat Wahdaniyyah dan ternafi bagi Kam yang lima itu Yaitu :
1. Kam Muttasil pada zat.
2. Kam Munfasil pada zat.
3. Kam Muttasil pada sifat.
4. Kam Munfasil pada sifat.
5. Kam Munfasil pada perbuatan.
Maka tiada zat yang lain , sifat yang lain dan perbuatan yang lain menyamai dengan zat , sifat dan perbuatan Allah SWT . Dan tertolak segala kepercayaan-kepercayaan yang membawa kepada menyekutukan Allah Ta’ala dan perkara-perkara yang menjejaskan serta merusakkan iman.
7. Al – Qudrah : Artinya : Kuasa qudrah Allah SWT.
Memberi bekas pada mengadakan meniadakan tiap-tiap sesuatu. Pada hakikatnya ialah satu sifat yang qadim lagi azali yang thabit ( tetap ) berdiri pada zat Allah SWT. yang mengadakan tiap-tiap yang ada dan meniadakan tiap-tiap yang tiada bersetuju dengan iradah. Adalah bagi manusia itu usaha dan ikhtiar tidak boleh memberi bekas pada mengadakan atau meniadakan , hanya usaha dan ikhtiar pada jalan menjayakan sesuatu . Kepercayaan dan iktiqad manusia di dalam perkara ini berbagai-bagaiFikiran dan fahaman seterusnya membawa berbagai-bagai kepercayaan dan iktiqad.
a. Iktiqad Qadariah :
Perkataan qadariah Yaitu nisbah kepada qudrat . Maksudnya orang yang beriktiqad akan segala perbuatan yang dilakukan manusia itu sama ada baik atau jahat semuanya terbit atau berpunca daripada usaha dan ikhtiar manusia itu sendiri dan sedikitpun tiada bersangkut-paut dengan kuasa Allah SWT.
b. Iktiqad Jabariah :
Perkataan Jabariah itu nisbah kepada Jabar ( Tergagah ) dan maksudnya orang yang beriktiqad manusia dan makhluk bergantung kepada qadak dan qadar Allah semata-mata ( tiada usaha dan ikhtiar atau boleh memilih samasekali ).
c. Iktiqad Ahli Sunnah Wal – Jamaah :
Perkataan Ahli Sunnah Wal Jamaahialah orang yang mengikut perjalanan Nabi dan perjalanan orang-orang Islam Yaitu beriktiqad bahwa hamba itu tidak digagahi semata-mata dan tidak memberi bekas segala perbuatan yang disengajanya, tetapi ada perbuatan yang di sengaja pada zahir itu yang dikatakan usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas sebenarnya sengaja hamba itu daripada Allah Ta;ala jua. Maka pada segala makhluk ada usaha dan ikhtiar pada zahir dan tergagah pada batin dan ikhtiar serta usaha hamba adalah tempat pergantungan taklif ( hukum ) ke atasnya dengan suruhan dan tegahan ( ada pahala dan dosa ).
8. Iradah : Artinya : Menghendaki Allah Ta’ala.
Maksudnya menentukan segala mumkin ttg adanya atau tiadanya. Sebenarnya adalah sifat yang qadim lagi azali thabit berdiri pada Zat Allah Ta’ala yang menentukan segala perkara yang harus atau setengah yang harus atas mumkin . Maka Allah Ta’ala yang selayaknya menghendaki tiap-tiap sesuatu apa yang diperbuatnya. Umat Islam beriktiqad akan segala hal yang telah berlaku dan yang akan berlaku adalah dengan mendapat ketentuan daripada Allah Ta’ala tentang rezeki , umur , baik , jahat , kaya , miskin dan sebagainya serta wajib pula beriktiqad manusia ada mempunyai nasib ( bagian ) di dalam dunia ini sebagaimana firman Allah SWT. yang bermaksud : ” Janganlah kamu lupakan nasib ( bagian ) kamudi dalam dunia ” . (Surah Al – Qasash : Ayat 77). Kesimpulannya ialah umat Islam mestilah bersungguh-sungguh untuk kemajuan di dunia dan akhirat di mana menjunjung titah perintah Allah Ta’aladan menjauhi akan segala larangan dan tegahannyadan bermohon dan berserah kepada Allah SWT.
9. ‘Ilmu : Artinya : Mengetahui Allah Ta’ala .
Maksudnya nyata dan terang meliputi tiap-tiap sesuatu sama ada yangMaujud (ada) atau yang Ma’adum ( tiada ). Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada ( thabit ) qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala Maha Mengetahui akan segala sesuatu sama ada perkara. Itu tersembunyi atau rahasia dan juga yang terang dan nyata. Maka ’ilmu Allah Ta’ala Maha Luas meliputi tiap-tiap sesuatu diAlam yang fana’ ini.
10. Hayat . Artinya : Hidup Allah Ta’ala.
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala . Segala sifat yang ada berdiri pada zat daripada sifat Idrak ( pendapat ) Yaitu : sifat qudrat, iradat , Ilmu , Sama’ Bashar dan Kalam.
11. Sama’ : Artinya : Mendengar Allah Ta’ala.
Hakikatnya ialah sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada Zat Allah Ta’ala. Yaitu dengan terang dan nyata pada tiap-tiap yang maujud sama ada yang maujud itu qadim seperti ia mendengar kalamnya atau yang ada itu harus sama ada atau telah ada atau yang akan diadakan. Tiada terhijab (terdinding ) seperti dengan sebab jauh , bising , bersuara , tidak bersuara dan sebagainya. Allah Ta’ala Maha Mendengar akan segala yang terang dan yang tersembunyi. Sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud :
” Dan ingatlah Allah sentiasa Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “.
( Surah An-Nisa’a – Ayat 148 )
12. Bashar : Artinya : Melihat Allah Ta’ala .
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala wajib bersifat Maha Melihat sama ada yang dapat dilihat oleh manusia atau tidak, jauh atau dekat , terang atau gelap , zahir atau tersembunyi dan sebagainya. Firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” Dan Allah Maha Melihat akan segala yang mereka kerjakan “. ( Surah Ali Imran – Ayat 163 )
13 .Kalam : Artinya : Berkata-kata Allah Ta’ala.
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada , yang qadim lagi azali , berdiri pada zat Allah Ta’ala. Menunjukkan apa yang diketahui oleh ilmu daripada yang wajib, maka ia menunjukkan atas yang wajib sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” Aku Allah , tiada tuhan melainkan Aku ………”. ( Surah Taha – Ayat 14 ) Dan daripada yang mustahil sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” ……..( kata orang Nasrani ) bahwasanya Allah Ta’ala yang ketiga daripada tiga……….”. (Surah Al-Mai’dah – Ayat 73). Dan daripada yang harus sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” Padahal Allah yang mencipta kamu dan benda-benda yang kamu perbuat itu”. (Surah Ash. Shaffaat – Ayat 96). Kalam Allah Ta’ala itu satu sifat jua tiada berbilang. Tetapi ia berbagai-bagai jika dipandang dari perkara yang dikatakan Yaitu :
1. Menunjuk kepada ‘amar ( perintah ) seperti tuntutan mendirikan solat dan lain-lain kefardhuan.
2. Menunjuk kepada nahyu ( tegahan ) seperti tegahan mencuri dan lain-lain larangan.
3. Menunjuk kepada khabar ( berita ) seperti kisah-kisah Firaundan lain-lain.
4. Menunjuk kepada wa’ad ( janji baik ) seperti orang yang taat dan beramal soleh akan dapat balasan syurga dan lain-lain.
5. Menunjuk kepada wa’ud ( janji balasan siksa ) seperti orang yang mendurhaka kepada ibu & bapak akan dibalas dengan azab siksa yang amat berat.
14. Kaunuhu Qadiran : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Qudrat.
15.Kaunuhu Muridan : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala , tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Iradat.
16.Kaunuhu ‘Aliman : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat ‚Ilmu.
17.Kaunuhu Hayyun : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Hayat.
18.Kaunuhu Sami’an : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar akan tiap-tiap yang Maujud.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum, Yaitu lain daripada sifat Sama’.
19.Kaunuhu Bashiran : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Bashar.
20.Kaunuhu Mutakalliman : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Kalam.
.
.
SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH S.W.T
Wajib atas tiap-tiap mukallaf mengetahui sifat-sifat yang mustahil bagi Allah yang menjadi lawan daripada dua puluh sifat yang wajib baginya. Maka dengan sebab itulah di nyatakan di sini sifat-sifat yang mustahil satu-persatu :
1. ‘Adam beerti “tiada”
2. Huduth beerti “baharu”
3. Fana’ beerti “binasa”
4. Mumathalatuhu Lilhawadith beerti “menyerupai makhluk”
5. Qiyamuhu Bighayrih beerti “berdiri dengan yang lain”
6. Ta’addud beerti “berbilang-bilang”
7. ‘Ajz beerti “lemah”
8. Karahah beerti “terpaksa”
9. Jahl beerti “jahil/bodoh”
10. Mawt beerti “mati”
11. Samam beerti “tuli”
12. ‘Umy beerti “buta”
13. Bukm beerti “bisu”
14. Kaunuhu ‘Ajizan beerti “keadaannya yang lemah”
15. Kaunuhu Karihan beerti “keadaannya yang terpaksa”
16. Kaunuhu Jahilan beerti “keadaannya yang jahil/bodoh”
17. Kaunuhu Mayyitan beerti “keadaannya yang mati”
18. Kaunuhu Asam beerti “keadaannya yang tuli”
19. Kaunuhu A’ma beerti “keadaannya yang buta”
20. Kaunuhu Abkam beerti “keadaannya yang bisu”
.
.
SIFAT HARUS BAGI ALLAH S.W.T
Adalah sifat yang harus pada hak Allah Ta’ala hanya satu saja Yaitu Harus bagi Allah mengadakan sesuatu atau tidak mengadakan sesuatu atau di sebut sebagai “mumkin” (Fi’lu kulli Mumkinin Autarkuhu). Mumkin ialah sesuatu yang harus ada dan tiada. Harus disini artinya boleh-boleh saja. Artinya boleh-boleh saja Allah SWT menciptakan sesuatu, yakni tidak ada paksaan dari sesuatu, karena Allah bersifat Qudrat dan Irodah. Dan boleh-boleh saja bagi Allah SWT meniadakan sesuatu.
.
Wallahu a’lam.
Sumber: http://abihaurarosyidi.multiply.com/
1. Wujud : Artinya Ada
Yaitu tetap dan benar yang wajib bagi zat Allah Ta’ala yang tiada disebabkan dengan sesuatu sebab. Maka wujud ( Ada ) – disisi Imam Fakhru Razi dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi bukan ia a’in maujud dan bukan lain daripada a’in maujud , maka atas qaul ini adalah wujud itu Haliyyah ( yang menepati antara ada dengan tiada) . Tetapi pada pendapat Imam Abu Hassan Al-Ashaari wujud itu ‘ain Al-maujud , karena wujud itu zat maujud karena tidak disebutkan wujud melainkan kepada zat. Kepercayaan bahwa wujudnya Allah SWT. bukan saja di sisi agama Islam tetapi semua kepercayaan di dalam dunia ini mengaku menyatakan Tuhan itu ada. Firman Allah SWT. yang bermaksud :
” Dan jika kamu tanya orang-orang kafir itu siapa yang menjadikan langit dan bumi nescaya berkata mereka itu Allah yang menjadikan……………” ( Surah Luqman : Ayat 25 )
2. Qidam : Artinya Sedia
Pada hakikatnya menafikan ada permulaan wujud Allah SWT karena Allah SWT. menjadikan tiap-tiap suatu yang ada, yang demikian tidak dapat tidak keadaannya lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu itu. Jika sekiranya Allah Ta’ala tidak lebih dahulu daripada tiap-tiap sesuatu, maka hukumnya adalah mustahil dan batil. Maka apabila disebut Allah SWT. bersifat Qidam maka jadilah ia qadim. Di dalam Ilmu Tauhid ada satu perkataan yang sama maknanya dengan Qadim Yaitu Azali. Setengah ulama menyatakan bahwa kedua-dua perkataan ini sama maknanya Yaitu sesuatu yang tiada permulaan baginya. Maka qadim itu khas dan azali itu am. Dan bagi tiap-tiap qadim itu azali tetapi tidak boleh sebaliknya, Yaitu tiap-tiap azali tidak boleh disebut qadim. Adalah qadim dengan nisbah kepada nama terbahagi kepada empat bagian :
· Qadim Sifati ( Tiada permulaan sifat Allah Ta’ala )
· Qadim Zati ( Tiada permulaan zat Allah Ta’ala )
· Qadim Idhafi ( Terdahulu sesuatu atas sesuatu seperti terdahulu bapa nisbah kepada anak )
· Qadim Zamani ( Lalu masa atas sesuatu sekurang-kurangnya satu tahun )
Maka Qadim Haqiqi ( Qadim Sifati dan Qadim Zati ) tidak harus dikatakan lain daripada Allah Ta’ala.
3. Baqa’ : Artinya Kekal
Sentiasa ada, kekal ada dan tiada akhirnya Allah SWT . Pada hakikatnya ialah menafikan ada kesudahan bagi wujud Allah Ta’ala. Adapun yang lain daripada Allah Ta’ala , ada yang kekal dan tidak binasa Selama-lamanya tetapi bukan dinamakan kekal yang hakiki ( yang sebenar ) Bahkan kekal yang aradhi ( yang mendatang jua seperti Arasy, Luh Mahfuz, Qalam, Kursi, Roh, Syurga, Neraka, jisim atau jasad para Nabi dan Rasul ). Perkara –perkara tersebut kekal secara mendatang tatkala ia bertakluq dengan Sifat dan Qudrat dan Iradat Allah Ta’ala pada mengekalkannya. Segala jisim semuanya binasa melainkan ‘ajbu Az-zanabi ( tulang kecil seperti biji sawi letaknya di tungking manusia, itulah benih anak Adam ketika bangkit daripada kubur kelak ). Jasad semua nabi-nabi dan jasad orang-orang syahid berjihad Fi Sabilillah yang mana ianya adalah kekal aradhi jua. Disini nyatalah perkara yang diiktibarkan permulaan dan kesudahan itu terbahagi kepada 3 bagian :
· Tiada permulaan dan tiada kesudahan Yaitu zat dan sifat Alllah SWT.
· Ada permulaan tetapi tiada kesudahan Yaitu seperti Arash, Luh Mahfuz , syurga dan lain-lain lagi.
· Ada permulaan dan ada kesudahan Yaitu segala makhluk yang lain daripada perkara yang diatas tadi ( Kedua ).
4. Mukhalafatuhu Ta’ala Lilhawadith. Artinya : Bersalahan Allah Ta’ala dengan segala yang baharu.
Pada zat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru , yang telahada atau yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan Allah Ta’ala menyerupai dengan yang baharu pada zatnya , sifatnya atau perbuatannya. Sesungguhnya zat Allah Ta’ala bukannya berjirim dan bukan aradh Dan tiada sesekali zatnya berdarah , berdaging , bertulang dan juga bukan jenis leburan , tumbuh-tumbuhan , tiada berpihak ,tiada bertempat dan tiada dalam masa. Dan sesungguhnya sifat Allah Ta’ala itu tiada bersamaan dengan sifat yang baharu karena sifat Allah Ta’ala itu qadim lagi azali dan melengkapi ta’aluqnya. Sifat Sama’ ( Maha Mendengar ) bagi Allah Ta’ala berta’aluq ia pada segala maujudat tetapi bagi mendengar pada makhluk hanya pada suara saja. Sesungguhnya di dalam Al-Quraan dan Al-Hadith yang menyebut muka dan tangan Allah SWT. , maka perkataan itu hendaklah kita iktiqadkan thabit ( tetap ) secara yang layak dengan Allah Ta’ala Yang Maha Suci daripada berjisim dan Maha Suci Allah Ta’ala bersifat dengan segala sifat yang baharu.
5. Qiyamuhu Ta’ala Binafsihi : Artinya : Berdiri Allah Ta’ala dengan sendirinya .
Tidak berkehendak kepada tempat berdiri ( pada zat ) dan tidak berkehendak kepada yang menjadikannya Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan Allah SWT. berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya. Allah SWT itu terkaya dan tidak berhajat kepada sesuatu sama adapada perbuatannya atau hukumannya. Allah SWT menjadikan tiap-tiap sesuatu dan mengadakan undang-undang semuanya untuk faedah dan maslahah yang kembali kepada sekalian makhluk . Allah SWT menjadikan sesuatu ( segala makhluk ) adalah karena kelebihan dan belas kasihannya bukan berhajat kepada faedah. Allah SWT. Maha Terkaya daripada mengambil apa-apa manafaat di atas kataatan hamba-hambanya dan tidak sesekali menjadi mudharat kepada Allah Ta’ala atas sebab kemaksiatan dan kemungkaran hamba-hambanya. Apa yang diperintahkan atau ditegah pada hamba-hambanya adalah perkara yang kembali faedah dan manafaatnya kepada hamba-hambaNya jua. Firman Allah SWT. yang bermaksud :
” Barangsiapa berbuat amal yang soleh ( baik ) maka pahalanya itu pada dirinya jua dan barangsiapa berbuat jahat maka balasannya (siksaannya ) itu tertanggung ke atas dirinya jua “. ( Surah Fussilat : Ayat 46 ). Syeikh Suhaimi r.a.h berkata adalah segala yang maujudat itu dengan nisbah berkehendak kepada tempat dan kepada yang menjadikannya, terbahagi kepada empat bagian :
· Terkaya daripada tempat berdiri dan daripada yang menjadikannya Yaitu zat Allah SWT.
· Berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya Yaitu segala aradh ( segala sifat yang baharu ).
· Terkaya daripada zat tempat berdiri tetapi berkehendak kepada yang menjadikannya Yaitu segala jirim. ( Segala zat yang baharu ) .
· Terkaya daripada yang menjadikannya dan berdiri ia pada zat Yaitu sifat Allah Ta’ala.
6. Wahdaniyyah. Artinya : Esa Allah Ta’ala pada zat, pada sifat & pada perbuatan.
Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan berbilang pada zat, pada sifat dan pada perbuatan sama ada bilangan yang muttasil (yang berhubung ) atau bilangan yang munfasil ( yang bercerai ).
Makna Esa Allah SWT pada zat itu Yaitu menafikan Kam Muttasil pada Zat ( menafikan bilangan yang berhubung dengan zat ) seperti tiada zat Allah Ta’ala tersusun daripada darah , daging , tulang ,urat dan lain-lain. Dan menafikan Kam Munfasil pada zat ( menafikan bilangan yang bercerai pada zat Allah Ta’ala )seperti tiada zat yang lain menyamai zat Allah Ta’ala.
Makna Esa Allah SWT pada sifat Yaitu menafikan Kam muttasil pada Sifat ( menafikan bilangan yang berhubung pada sifatnya ) Yaitu tidak sekali-kali bagi Allah Ta’ala pada satu-satu jenis sifatnya dua qudrat dan menafikan Kam Munfasil pada sifat ( menafikan bilangan –bilangan yang bercerai pada sifat ) Yaitu tidak ada sifat yang lain menyamai sebagaimana sifat Allah SWT. yang Maha Sempurna.
Makna Esa Allah SWT pada perbuatan Yaitu menafikan Kam Muttasil pada perbuatan ( menafikan bilangan yang bercerai–cerai pada perbuatan ) Yaitu tidak ada perbuatan yang lain menyamai seperti perbuatan Allah bahkan segala apa yang berlaku di dalam alam semuanya perbuatan Allah SWT sama ada perbuatan itu baik rupanya dan hakikatnya seperti iman dan taat atau jahat rupanya tiada pada hakikat-nya seperti kufur dan maksiat sama ada perbuatan dirinya atau perbuatan yang lainnya ,semuanya perbuatan Allah SWT dan tidak sekali-kali hamba mempunyai perbuatan pada hakikatnya hanya pada usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas. Maka wajiblah bagi Allah Ta’ala bersifat Wahdaniyyah dan ternafi bagi Kam yang lima itu Yaitu :
1. Kam Muttasil pada zat.
2. Kam Munfasil pada zat.
3. Kam Muttasil pada sifat.
4. Kam Munfasil pada sifat.
5. Kam Munfasil pada perbuatan.
Maka tiada zat yang lain , sifat yang lain dan perbuatan yang lain menyamai dengan zat , sifat dan perbuatan Allah SWT . Dan tertolak segala kepercayaan-kepercayaan yang membawa kepada menyekutukan Allah Ta’ala dan perkara-perkara yang menjejaskan serta merusakkan iman.
7. Al – Qudrah : Artinya : Kuasa qudrah Allah SWT.
Memberi bekas pada mengadakan meniadakan tiap-tiap sesuatu. Pada hakikatnya ialah satu sifat yang qadim lagi azali yang thabit ( tetap ) berdiri pada zat Allah SWT. yang mengadakan tiap-tiap yang ada dan meniadakan tiap-tiap yang tiada bersetuju dengan iradah. Adalah bagi manusia itu usaha dan ikhtiar tidak boleh memberi bekas pada mengadakan atau meniadakan , hanya usaha dan ikhtiar pada jalan menjayakan sesuatu . Kepercayaan dan iktiqad manusia di dalam perkara ini berbagai-bagaiFikiran dan fahaman seterusnya membawa berbagai-bagai kepercayaan dan iktiqad.
a. Iktiqad Qadariah :
Perkataan qadariah Yaitu nisbah kepada qudrat . Maksudnya orang yang beriktiqad akan segala perbuatan yang dilakukan manusia itu sama ada baik atau jahat semuanya terbit atau berpunca daripada usaha dan ikhtiar manusia itu sendiri dan sedikitpun tiada bersangkut-paut dengan kuasa Allah SWT.
b. Iktiqad Jabariah :
Perkataan Jabariah itu nisbah kepada Jabar ( Tergagah ) dan maksudnya orang yang beriktiqad manusia dan makhluk bergantung kepada qadak dan qadar Allah semata-mata ( tiada usaha dan ikhtiar atau boleh memilih samasekali ).
c. Iktiqad Ahli Sunnah Wal – Jamaah :
Perkataan Ahli Sunnah Wal Jamaahialah orang yang mengikut perjalanan Nabi dan perjalanan orang-orang Islam Yaitu beriktiqad bahwa hamba itu tidak digagahi semata-mata dan tidak memberi bekas segala perbuatan yang disengajanya, tetapi ada perbuatan yang di sengaja pada zahir itu yang dikatakan usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas sebenarnya sengaja hamba itu daripada Allah Ta;ala jua. Maka pada segala makhluk ada usaha dan ikhtiar pada zahir dan tergagah pada batin dan ikhtiar serta usaha hamba adalah tempat pergantungan taklif ( hukum ) ke atasnya dengan suruhan dan tegahan ( ada pahala dan dosa ).
8. Iradah : Artinya : Menghendaki Allah Ta’ala.
Maksudnya menentukan segala mumkin ttg adanya atau tiadanya. Sebenarnya adalah sifat yang qadim lagi azali thabit berdiri pada Zat Allah Ta’ala yang menentukan segala perkara yang harus atau setengah yang harus atas mumkin . Maka Allah Ta’ala yang selayaknya menghendaki tiap-tiap sesuatu apa yang diperbuatnya. Umat Islam beriktiqad akan segala hal yang telah berlaku dan yang akan berlaku adalah dengan mendapat ketentuan daripada Allah Ta’ala tentang rezeki , umur , baik , jahat , kaya , miskin dan sebagainya serta wajib pula beriktiqad manusia ada mempunyai nasib ( bagian ) di dalam dunia ini sebagaimana firman Allah SWT. yang bermaksud : ” Janganlah kamu lupakan nasib ( bagian ) kamudi dalam dunia ” . (Surah Al – Qasash : Ayat 77). Kesimpulannya ialah umat Islam mestilah bersungguh-sungguh untuk kemajuan di dunia dan akhirat di mana menjunjung titah perintah Allah Ta’aladan menjauhi akan segala larangan dan tegahannyadan bermohon dan berserah kepada Allah SWT.
9. ‘Ilmu : Artinya : Mengetahui Allah Ta’ala .
Maksudnya nyata dan terang meliputi tiap-tiap sesuatu sama ada yangMaujud (ada) atau yang Ma’adum ( tiada ). Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada ( thabit ) qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala Maha Mengetahui akan segala sesuatu sama ada perkara. Itu tersembunyi atau rahasia dan juga yang terang dan nyata. Maka ’ilmu Allah Ta’ala Maha Luas meliputi tiap-tiap sesuatu diAlam yang fana’ ini.
10. Hayat . Artinya : Hidup Allah Ta’ala.
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala . Segala sifat yang ada berdiri pada zat daripada sifat Idrak ( pendapat ) Yaitu : sifat qudrat, iradat , Ilmu , Sama’ Bashar dan Kalam.
11. Sama’ : Artinya : Mendengar Allah Ta’ala.
Hakikatnya ialah sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada Zat Allah Ta’ala. Yaitu dengan terang dan nyata pada tiap-tiap yang maujud sama ada yang maujud itu qadim seperti ia mendengar kalamnya atau yang ada itu harus sama ada atau telah ada atau yang akan diadakan. Tiada terhijab (terdinding ) seperti dengan sebab jauh , bising , bersuara , tidak bersuara dan sebagainya. Allah Ta’ala Maha Mendengar akan segala yang terang dan yang tersembunyi. Sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud :
” Dan ingatlah Allah sentiasa Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “.
( Surah An-Nisa’a – Ayat 148 )
12. Bashar : Artinya : Melihat Allah Ta’ala .
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala wajib bersifat Maha Melihat sama ada yang dapat dilihat oleh manusia atau tidak, jauh atau dekat , terang atau gelap , zahir atau tersembunyi dan sebagainya. Firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” Dan Allah Maha Melihat akan segala yang mereka kerjakan “. ( Surah Ali Imran – Ayat 163 )
13 .Kalam : Artinya : Berkata-kata Allah Ta’ala.
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada , yang qadim lagi azali , berdiri pada zat Allah Ta’ala. Menunjukkan apa yang diketahui oleh ilmu daripada yang wajib, maka ia menunjukkan atas yang wajib sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” Aku Allah , tiada tuhan melainkan Aku ………”. ( Surah Taha – Ayat 14 ) Dan daripada yang mustahil sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” ……..( kata orang Nasrani ) bahwasanya Allah Ta’ala yang ketiga daripada tiga……….”. (Surah Al-Mai’dah – Ayat 73). Dan daripada yang harus sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ” Padahal Allah yang mencipta kamu dan benda-benda yang kamu perbuat itu”. (Surah Ash. Shaffaat – Ayat 96). Kalam Allah Ta’ala itu satu sifat jua tiada berbilang. Tetapi ia berbagai-bagai jika dipandang dari perkara yang dikatakan Yaitu :
1. Menunjuk kepada ‘amar ( perintah ) seperti tuntutan mendirikan solat dan lain-lain kefardhuan.
2. Menunjuk kepada nahyu ( tegahan ) seperti tegahan mencuri dan lain-lain larangan.
3. Menunjuk kepada khabar ( berita ) seperti kisah-kisah Firaundan lain-lain.
4. Menunjuk kepada wa’ad ( janji baik ) seperti orang yang taat dan beramal soleh akan dapat balasan syurga dan lain-lain.
5. Menunjuk kepada wa’ud ( janji balasan siksa ) seperti orang yang mendurhaka kepada ibu & bapak akan dibalas dengan azab siksa yang amat berat.
14. Kaunuhu Qadiran : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Qudrat.
15.Kaunuhu Muridan : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala , tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Iradat.
16.Kaunuhu ‘Aliman : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat ‚Ilmu.
17.Kaunuhu Hayyun : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Hayat.
18.Kaunuhu Sami’an : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar akan tiap-tiap yang Maujud.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum, Yaitu lain daripada sifat Sama’.
19.Kaunuhu Bashiran : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Bashar.
20.Kaunuhu Mutakalliman : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Kalam.
.
.
SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH S.W.T
Wajib atas tiap-tiap mukallaf mengetahui sifat-sifat yang mustahil bagi Allah yang menjadi lawan daripada dua puluh sifat yang wajib baginya. Maka dengan sebab itulah di nyatakan di sini sifat-sifat yang mustahil satu-persatu :
1. ‘Adam beerti “tiada”
2. Huduth beerti “baharu”
3. Fana’ beerti “binasa”
4. Mumathalatuhu Lilhawadith beerti “menyerupai makhluk”
5. Qiyamuhu Bighayrih beerti “berdiri dengan yang lain”
6. Ta’addud beerti “berbilang-bilang”
7. ‘Ajz beerti “lemah”
8. Karahah beerti “terpaksa”
9. Jahl beerti “jahil/bodoh”
10. Mawt beerti “mati”
11. Samam beerti “tuli”
12. ‘Umy beerti “buta”
13. Bukm beerti “bisu”
14. Kaunuhu ‘Ajizan beerti “keadaannya yang lemah”
15. Kaunuhu Karihan beerti “keadaannya yang terpaksa”
16. Kaunuhu Jahilan beerti “keadaannya yang jahil/bodoh”
17. Kaunuhu Mayyitan beerti “keadaannya yang mati”
18. Kaunuhu Asam beerti “keadaannya yang tuli”
19. Kaunuhu A’ma beerti “keadaannya yang buta”
20. Kaunuhu Abkam beerti “keadaannya yang bisu”
.
.
SIFAT HARUS BAGI ALLAH S.W.T
Adalah sifat yang harus pada hak Allah Ta’ala hanya satu saja Yaitu Harus bagi Allah mengadakan sesuatu atau tidak mengadakan sesuatu atau di sebut sebagai “mumkin” (Fi’lu kulli Mumkinin Autarkuhu). Mumkin ialah sesuatu yang harus ada dan tiada. Harus disini artinya boleh-boleh saja. Artinya boleh-boleh saja Allah SWT menciptakan sesuatu, yakni tidak ada paksaan dari sesuatu, karena Allah bersifat Qudrat dan Irodah. Dan boleh-boleh saja bagi Allah SWT meniadakan sesuatu.
.
Wallahu a’lam.
Sumber: http://abihaurarosyidi.multiply.com/
Advertisement
Like this:
Entri ini dituliskan pada September 11, 2008 pada 17:51 dan
disimpan dalam kitab.
Anda bisa mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini
melalui RSS
2.0 pengumpan.
Anda bisa tinggalkan
tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.
93 Tanggapan to “Sifat 20 Allah swt”
Tinggalkan Balasan Cancel reply
Langganan:
Postingan (Atom)
Muhammad Mubasyir berkata
Dalam dunia pesantren tentu kitab2 aqidah seperti diatas tak asing lagi, namun begitu,jarang juga lho yang mau menelaah lebih dalam tentang (SIAPA DAN BAGAIMANA SIFAT2 ALLOH ITU).padahal hanya dengan Aqidah yang sohih lah kita bisa diterima sebagai MU’MIN.
Saya sangat setuju artikel ini dan kalau boleh saya juga berkeinginan untuk menuqil untuk situs saya. karena dalam mengimani dan ma’rifat kepada Alloh, kita tidak boleh tersesat menjadi Mu’tazilah Barohimah, Qodariah, Mujasimah dll.
–> Silakan .. jangan lupa cantumkan sumbernya.
tuminah berkata
abdullah_albantani berkata
kebanyakan dari kita lupa untuk belajar teologi atau ketauhidan yang merupakan pondasi serta padar yang kokoh dalam menjalani kehidupan ini. karena semakin baik aqikah kita maka akan baik pula akhlak kita. tentunya dengan aqidah yang benar dan lurus, namun sangat di sayangkan dalam aplikasinya kita kurang konsisten.oleh karena itu marilah kita belajar mengenal Allah secara mendalam melalui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan sifat-sifatnya dan nama-namanya yang indah (asma’ul husna)perlu digaris bawah kita bukan untuk mengenal zat-zat-Nya.seberapa pun kemampuan kita, tak akan pernah bisa.untuk mengenal zat-zatnya. kita hanya mahluknya yang memiliki keterbatasan. (laisya kamisluhu syai’un….!!!
Wa’allahu a’lam bishoab…!
Andhika berkata
mas, ngopi ya. makasih, ada kritik nih. mbok ditambah dalil
abusulaisy berkata
–> Saya kira sifat 20 adalah hasil telaah terhadap Al Qur’an dan hadits-hadits baginda Nabi saw tentang ketauhidan. Ini dapat kita ketahui jika membuka kitab-kitab penjabarannya. Memang sebelum imam al asy’ari belum tertulis secara definitif jelas. Imam al Asy’ari lah yg pertama kali menganalisis, merenung dan kemudian menuliskannya. Teori ini belum gugur sampai saat ini.
Jika anda menemukan kesalahan di dalamnya, atau menemukan sifat ke 21 yang belum terdefinisi di dalam sifat 20 itu, silakan jabarkan.
Ini seperti penjabaran tauhid rububiyah n uluhiyah dari syaikh muhammad ibn abdul wahhab. Penjabaran tauhid macam ini pun belum ada di zaman salafus salih.
Namun sebagai teori tauhid, ke duanya (dan yg lainnya) terbuka untuk dipelajari.
Wallahu a’lam.
toto berkata
kan rukun Islam itu ada 5,Ilmu Allah itu ada 4, 1.Syareat 2.Hakikat 3.Tarekat 4.Ma,rifat jadi tiap2 rukun itu masing2 ada syareat, hakikat, tareqat dan ma,rifatnya, 5×4 sama dengan 20 sifat.ini kalo dijabarkan lagi ga cukup seharian, bkan berarti sifat Allah dibatasi cm 20, bkn itu pengertiannya.mhn penjabaran sifat 20 jngan sepotong sepotong.
abusulaisy berkata
–> Maaf .. kalimat terakhir anda
Saya kira selaras maksudnya.
Wallahu a’lam.
tholab berkata
uut berkata
Ceramah • Zainal Abidin Syamsudin • Membantah Tuduhan Terhadap Subhat Salaf
http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Zainal%20Abidin%20Syamsudin/Membantah%20Tuduhan%20Terhadap%20Subhat%20Salaf
zaky berkata
ada yg mentakwil
ada yg mendiamkan
yg mentakwilkan tp dengan makna yg lain mis yadu Allah ditakwil dengan makna kekuasaan Allah.
dan yg mendiamkan yaitu ketika membaca ayat mutsyabihat ulama tak memberi komen apapun.
dan saya walau pun ada yg menyebut mentakwil itu adalah pekerjaan org yahudi tapi mentakwil seperti yg pertama disebutkan itu lebih menentramkan hati, dari pada mendiamkan dan dalam hati terus bertanya.
Muhammad Aulia berkata
pernah seorang Imam besar yg dikenal dapat mengeluarkan 1000 ayat Alqur’an yg membuktikan keberadaan Allah,
maka ketika ia lewat bersama murid muridnya ada seorang nenek tua yg sedang menyapu jalan, orang orang
memerintahkannya minggir, maka ibu itu berkata : “engkaukah yg mampu mengeluarkan dalil keberadaan Allah dg 1000
ayat dari Alqur’an?”, maka Imam itu berkata : “Betul”, maka ibu itu berkata lagi : “apakah keberadaan Allah butuh
dalil..?”, maka Imam itu tertunduk malu seraya menangis.., ia malu akan dirinya sendiri.
sebenarnya keberadaan Allah swt tak butuh dalil, karena Dialah Allah Yang Maha Ada, Dialah yg paling berhak untuk
tidak diingkari, Dialah yg paling berhak dipercaya, dalil adalah bagi yg tak dipercaya, dalil adalah untuk yg diingkari, dan
Allah Maha Suci dari itu semua.
Pro suni berkata
Iman ada tiga :
1.Iman Taqlidi yaitu orang yang beriman karena mengikuti kepada seseorang tanpa memiliki dalil yang jelas. imannya orang ini mengikuti imannya yang diikuti (bisa sesat atau benar).
2.Iman Tadlili yaitu orang yang beriman kepada Alloh karena mengetahui dalil-dalilnya baik Naqli atau Aqli. imannya orang ini pun tidak selamat karena dia bisa terbawa arus oleh gencarnya dalil ..yang jika dia tidak mampu mengalahkannya..dia pun terbawa..
3.Iman Tahqiqi yaitu orang yang beriman kepada Alloh tanpa dalil. tanpa ada pertanyaan mengapa?. tanpa ada pamrih. dia akan selamat dari GUNCANGAN-2 dunia DALIL karena adanya ALLOH adalah sebelum adanya dalil…inilah IMAN yang paling selamat…
maka kini ku berkata padamu semua wahai AHLI DALIL.. jika ALLOH itu ADA .. buktinya apa? ..maka kau pasti menjawab langit dan bumi dan semesta dan kita semua adalah bukti dari adanya ALLOH….
KINI jawab lagi tanya ku..jika SEMESTA ini tiada … APAKAH ALLOH JUGA TIDAK ADA???????!!!!… nah apa buktinya ALLOH ada PADAHAL SAAT ITU CIPTANNYA TIDAK ADA >>>>???
ada Cerita ada seorang ULAMA AHLI TAUHID yang banyak memegang dalil.. ketika menjelang akhir hayatnya dia berdoa seperti ini ..YA ALLOH JADIKAN IMANKU SEPERTI IMANNYA NENEK-NENEK YANG PIKUN…
lalu kemudian dia ditanya oleh muridnya ..kenapa bisa berdoa seperti itu..dia menjawab seorang NENEK-2 adalah seorang yang terkadang KEUKEUH memegang teguh pendiriannya,terkadang apa yang dia pegang tersebut adalah sesuatu yang kurang benar. walaupun orang disekelilingya mengatakan yang beda. dia tetap seperti itu. paling orang berkata “DASAR NENEK-NENEK, SUSAH DIBILANGIN” ..maka aku ingin memiliki keteguhan iman seperti itu..walaupun orang diluar sana mematahkan dalilku..walaupun syetan mematahkan dalilku dan menggodaku disaat akhir hayatku..ku akan tetap pegang teguh iman ini…
Agus Nizami berkata
Al Qur’an dan Hadits itu adalah pedoman/petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Tanpa petunjuk/dalil, maka orang itu akan tersesat:
Sabda Rasulullah Saw: “Aku tinggalkan padamu dua hal, yang tidak akan sesat kamu selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya.”(HR Ibnu ‘Abdilbarri)
Allah memerintahkan ummat Islam untuk mempelajari Al Qur’an dan Hadits / Dalil. Jadi bagaimana mungkin orang ingin meninggalkan dalil/al Qur’an dan Hadits. Apa dia ingin dapat petunjuk dari setan/iblis?
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” [Al Baqoroh:2]
Sebagai seorang Muslim, kita diperintahkan Allah untuk membaca Al Qur’an, agar bisa mendapatkan petunjuk yang terkandung di dalamnya:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an)…” [Al Ankabuut:45]
“Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat,” [Al An’aam:155]
Kita dilarang mengikuti “Mursyid”, “Wali”, “Ulama”, “Rahib”, tapi justru meninggalkan Al Qur’an dan Hadits. Itu artinya kita menjadikan manusia sebagai Tuhan.
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” [At Taubah:31]
Firman Allah di bawah menjelaskan kepada kita bahwa kita tidak boleh beriman/ikut-ikutan tanpa tahu ilmunya / dalilnya sebab bisa tersesat:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” [Al Israa:36]
http://media-islam.or.id/2007/09/14/mempelajari-dan-mengamalkan-al-qur%E2%80%99an-dan-hadits/
–> maaf .. dalam hal dalil, ada dua macam, naqli dan aqli. Yang saudara sebut itu hanya dalil naqli. Bagaimana jika tak ada /tak diketemukan pada keduanya. Tidak otomatis haram. Para ulama telah menjabarkan metode pengambilan hukum, yang menelorkan berbagai madzab.
Dan hal itu diperkenankan .. ingat hadits Muadz ketika di utus ke Yaman.
Dan hikmah dari para ulama, petuah orang tua, dll, maka hal itu layak untuk diikuti selama itu baik dan tak melanggar syariat. Tak otomatis haram mengerjakannya hanya karena tak ada di al Qur’an atau hadits. Dan itu saya kira tak dapat dikatakan sebagai menganggap ulama atau ortu sebagai tuhan.
maaf kl tak berkenan. wallahu a’lam.
nizaminz berkata
Sumber utama adalah Al Qur’an dan Hadits.
Namun dalam Al Qur’an manusia diajak Allah untuk berfikir dengan pertanyaan:
Afalaa ta’qiluun?
Afalaa tafkuruun?
Afalaa ta’lamuun?
Jadi dalil Aqli selama tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits tidak masalah. Namun kita harus paham juga dalil Aqli itu berbeda2 dan bisa bertentangan satu sama lain tergantung dari akal setiap manusia.
Muhammad Aulia berkata
beda dengan kita dan para sahabat Nabi saw, yg beriman kepada Allah swt tanpa perlu setumpuk dalil Aqli dan Naqli, dan Rasul saw pun tak menumpukkan seratus dalil tentang keberadaan Allah, beliau menyingkat makna makna tauhid, lalu mereka bersyahadat maka sah lah keislamannya.
abu aslama berkata
karena ini adalah ibadah, kita butuh dalil untuk mengamalkannya, karena ibadah yang tidak ada asalnya dari NAbi maka ia tertolak,
wallahu ta’ala a’lam
–> Anda benar. Dalil-dalil mengenai sifat-sifat Allah ini semua ada di dalam al Qur’an. Hal ini tersirat dari keterangan/penjelasan di masing-masing sifat tersebut. Kitab/referensi yang di kutip di sini adalah untuk pelajar kelas awal/pemula, bukan kelas master atau tingkat lanjut. Mohon dimaklumi jika belum ada dalil naqli-nya.
Insya Allah jika kami mendapatkannya insya Allah akan kami sampaikan pula. Mohon doa. amien.
sukirno hady berkata
> Anda benar. Dalil-dalil mengenai sifat-sifat Allah ini semua ada di dalam al Qur’an. Hal ini tersirat dari keterangan/penjelasan di masing-masing sifat tersebut. Kitab/referensi yang di kutip di sini adalah untuk pelajar kelas awal/pemula, bukan kelas master atau tingkat lanjut. Mohon dimaklumi jika belum ada dalil naqli-nya.
jadi apa yg tertulis diblog anda ini untuk kelas awal/pemula apa yg anda ma’sud untuk orang BARU MASUK ISLAM
katakan saja kalau sifat 20 itu memang hanya tiori yg dkarang oleh syech sanusi bukan imam ASY’ARI jadi kalau soal agama tidk boleh ngawur
an tidak boleh ngedepankan akal
Endang Priyanti berkata
Dengan mengenal akan sifat – sifat Allah serta penjelasannya,semoga kita bisa memahaminya dan bertambah ilmu serta keyakinan padanya.
amin,
endjati@yahoo.com
ilham berkata
icha berkata
captbokkhari berkata
lala berkata
–> amien. semoga ada di antara kita yg meluangkan waktu untuk itu.
Charles berkata
iwan berkata
Maaf mas..sebaiknya berdakwah itu,adalah dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh kaum awam..,Sepertinya dengan apa yang telah mas jabarkan dan terangkan,lebih banyak orang tidak mengerti dengan cara bahasa yang mas sampaikan..saya mas bisa kembali memperbaharui situs ini dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti oleh manusia dan diterima di masyarakat yang tidak tahu apa2 seperti saya ini..sebelumnya saya mohon maaf sedalam-dalamnya,Atas kritikan dansaran ini…
arsiwan berkata
hamba allah berkata
‘
yeyen berkata
Razka Marshalan Syachputra berkata
nizaminz berkata
Alhamdulillah ada uraian seperti ini sehingga bisa menambah dan juga mengingatkan kita tentang Sifat 20.
Di sini juga ada ulasan tentang Sifat 20 dilengkapi dengan dalil Aqli dan juga Naqli (ayat Al Qur’an):
http://media-islam.or.id/2009/11/08/tauhid-%E2%80%93-20-sifat-sifat-allah-yang-penting-dan-wajib-kita-ketahui
Contohnya:
3. Baqo’ (Kekal)
Allah itu Baqo’ (Kekal). Tidak mungkin Allah itu Fana’ (Binasa).
Allah sebagai Tuhan Semesta Alam itu hidup terus menerus. Kekal abadi mengurus makhluk ciptaannya. Jika Tuhan itu Fana’ atau mati, bagaimana nasib ciptaannya seperti manusia?
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati…” [Al Furqon 58]
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” [Ar Rahman:26-27]
Karena itu jika ada “Tuhan” yang wafat atau mati, maka itu bukan Tuhan. Tapi manusia biasa.
Hikmah: Jika kita mencintai Allah yang Maha Kekal dan selalu ada dan menjadikanNya teman serta pelindung, niscaya kita akan tetap sabar meski kehilangan segala yang kita cintai.
4. Mukhollafatuhu lil hawaadits (Tidak Serupa dengan MakhlukNya)
Allah itu berbeda dengan makhlukNya (Mukhollafatuhu lil hawaadits). Mustahil Allah itu sama dengan makhlukNya (Mumaatsalaatuhu lil Hawaadits). Kalau sama dengan makhluknya misalnya sama lemahnya dengan manusia, niscaya “Tuhan” itu bisa mati dikeroyok atau disalib oleh manusia. Mustahil jika “Tuhan” itu dilahirkan, menyusui, buang air, tidur, dan sebagainya. Itu adalah manusia. Bukan Tuhan!
Allah itu Maha Besar. Maha Kuasa. Maha Perkasa. Maha Hebat. Dan segala Maha-maha yang bagus lainnya.
“…Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia…” [Asy Syu’aro:11]
Misalnya sifat “Hidup” Allah beda dengan sifat “Hidup” makhluknya. Allah itu dari dulu, sekarang, kiamat, dan hingga hari akhirat nanti tetap hidup. Sebaliknya makhluknya seperti manusia dulu mati (tidak ada). Setelah itu baru dilahirkan dan hidup. Namun itu pun hanya sebentar. Paling lama 1000 tahun. Setelah itu mati lagi dan dikubur. Jadi meski sekilas sama, namun sifat “Hidup” Allah beda dengan makhlukNya.
Demikian juga dengan sifat lain seperti “Kuat.” Allah selalu kuat dan kekuatannya bisa menghancurkan alam semesta. Sementara manusia itu dulu ketika bayi lemah dan ketika mati juga tidak berdaya. Saat hidup pun jika kena tsunami atau gempa apalagi kiamat, dia akan mati.
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya)
Allah itu Qiyamuhi Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya). Mustahil Allah itu Iftiqoorullah (Berhajat/butuh) pada makhluknya.
“.. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” [Al ‘Ankabuut:6]
“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al Israa’ 111]
Di dunia ini, semua orang saling membutuhkan. Bahkan seorang raja pun butuh penjahit pakaian agar dia tidak telanjang. Dia butuh pembuat bangunan agar istananya bisa berdiri. Dia butuh tukang masak agar bisa makan. Dia butuh pengawal agar tidak mati dibunuh orang. Dia butuh dokter jika dia sakit. Saat bayi, dia butuh susu ibunya, dan sebagainya.
Sebaliknya Allah berdiri sendiri. Dia tidak butuh makhluknya. Seandainya seluruh makhluk memujiNya, niscaya tidak bertambah sedikitpun kemuliaanNya. Sebaliknya jika seluruh makhluk menghinaNya, tidaklah berkurang sedikitpun kemuliaanNya.
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” [ Faathir 15]
Hikmah: Tidak sombong dan memohon hanya kepada Allah. Karena Manusia ketika lahir butuh bantuan. Demikian pula ketika mati meski dia kaya dan berkuasa
maulana berkata
apa ada yang punya dalil naqli nya sifat Alloh SWT yang dari ke 14 s/d 20 ?
terima kasih, wassalamualaikum.
nizaminz berkata
14. Qoodirun: Yang Memiliki sifat Qudrat
15. Muriidun: Yang Memiliki Sifat Iroodah
16. ‘Aalimun: Yang Mempunyai Ilmu
17. Hayyun: yang Hidup
18. Samii’un: Yang Mendengar
19. Bashiirun: Yang Melihat
20. Mutakallimun: Yang Berkata-kata
Baca selengkapnya di:
http://media-islam.or.id/2009/11/08/sifat-20-allah-yang-penting-dan-wajib-kita-ketahui/
Marwiwid berkata
mohon maaf saudara2ku ilmu sifat 20 ini klo kita baca bukan seperti baca buku sejarah tetapi tanpa ada yang membimbingkan kita maka semua akan jadi lemah, dalam mempelajari ilmu ini kita bagaikan seorang bayi.. bayi… bayi, berapapun usia kita terhadap ilmu ini kita bagaikan bayi… bgitulah adanya,saran saya carilah pembimbing yang tepat.
Bambang berkata
Saran aja………… Yuk ngaji yuk………. umur dah tua..?
Malu ngaji …… ?
untuk daerah sekitar bekasi,…. mari bergabung sama kami…
benahi tauhid ,.. dengan belajar bersama di Attauhidiyyah Shohibul Masysyad ,….
Ini hanya ajakan saja,… bukan untuk menonjolkan siapa yang lebih baik…. karena kebetulan kami belajar disini….
Wa’alaikum salam wr… wb…
yanu berkata
Isvan berkata
Attauhdiyyah Shohibul Masysyad ada dimana tepatnya ??, mohon alamat yg lengkap dan jadwal majlisnya.
Terima kasih
Iskandar Nasir b Hayun b Baba berkata
forum ini sangat berguna untuk penyebaran agama islam tentunya penyampaiannya juga dengan benar, didasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Bahjah berkata
Bahjah berkata
nurjaman berkata
ARIFBILL berkata
Azzral berkata
Jazakallahu khairon tas artikelnya…. sangat berguna terutama bagi saya!!! semoga dengan ilmu akhi bisa membawa berkah untuk umat!!
ijin copas ya Akhi, sumbernya tetap akan ana tampilkan!!
semoga allah mencatat amal pahala untuk akhi
from : Azzral
fadhiil berkata
Andy berkata
wawan berkata
selamat Tahun Baru 1432 H, mudah2an Allah mengampuni dosa2 kita di waktu2 yg lalu dan membuka segala kebaikan-Nya di tahun baru ini..
firdaus berkata
terima kasiih pada yang post info ini…
dapat jua mengenali Allah S.W.T….alhamdullilah…
Hj.Nyi Ayu Hamda berkata
saya mohon izin untuk mengcopy ke file saya mengenai SIFAT 20, diatas. pasti akan bermanfaat. dan semoga Allah SWT, akan selalu melimpahkan rahmat dan karunianya bagi yang membuat tulisan ini.
dan mohon idzin pula seandainya saya kirim ke anak2 saya, semoga menjadi manfaat untuk semuanya.Alhamdulillah hirobbil alamiin.
–> wangalaikum salam wrwb. silakan bu .. semoga manfaat. Amien atas doanya, semoga demikian juga dengan ibu sekeluarga. amien.
sukirno hady berkata
keburukan tidak akan menghasilkan kecuali keburukan yg berikutnya
kebodohan tidak akan menghasilkan kecuali kesesatan
Nur analia berkata
audi ilham atmaja berkata
razak berkata
Ajaran Sesat Dan Kaedah Menghindari nya | Diari Seorang Doktor berkata
abdul rohman berkata
Alhamdulilah Segala pujian Bagi Allah, Salawat dan salam bagi Muhammad S.A.W
Saudaraku sekalian, betapa berbahagianlah kalian yang mengkaji satu ayat atau satu bab ilmu dari Ilmu Ilmu nya Allah
terutama tentang tauhid, sifat2 Allah..
Setelah mengetahuinya,,, yakinilah seyakin yakinnya..
Pertanyaanya adalah bagaimana prakteknya dalam kehidupan kita sehari hari …?
maukah kita tinggalkan sejenak kesibukan kita,, kesenangan kita,, anak istri kita,, atau apapun kecintaan kita terhadap dunia, atau mahluknya,, demi untuk memperbaiki diri kita, iman kita dengan cara mendakwahkan ini agama ke seluruh penjuru alam,, masih banyak saudara kita yang masih jauh dari pada Agama,, Apalagi untuk mengenal penciptanya,,, kasian mereka,,
saudara saudaraku yang Allah Rahmati,, sudi kiranya berbagi ilmu dan ajak mereka kenal kepada penciptanya,, dengan mendatangi langsung dari rumah kerumah dari hati ke hati seperti yang dulu setiap nabi hingga Rosul mengerjakan hal yang demikian,,, kapankah kita bisa meluangkan harta, diridan waktu kita untuk agama ini lewat dakwah
sukirno hady berkata
lalu kalau ditanya dimana ALLAH lalu kita jawab apa
apa kita katakan kita ngak tahu dimana ALLAH
lalu mengapa anda mengajak menyembah kepada sesuatu yg anda sendiri ngak tahu
20 sifat wajib ALLAH dan penjelasannya « mein symbian berkata
Asep pathurohman berkata
Saya minta di ajarin ilmu tentang islam ya,,?
Semoga ALLAH SWT menjadikan anda sbg orang yang di ridhoiNYA dan mendapatkan pahala dariNYA amien
Razka Marshalan Syachputra berkata
sukirno hady berkata
bahwa ALLAH ISTAWA,’ALAL ARSY, bahwa Allah bersemayam di atas langit
imam malik berkata bahwa keberadaan ALLAH itu sudah kita ketahui
dan bagainamanya keberadaan ALLAH [majhul]
maka kita tidak boleh mengatakan sesuatu yg ALLAH sendiri tidak mengatakan kepada makhluknya,dan juga idak boleh mengarang2 dengan akalnya seperti orang MU’TAZILAH,JAHMIYAH,MUJASIMAH,DULU SEBELUM BERTAUBAT ASY’ARYAH, tapi imam ASY’ARIYAH kembali kepada pemahaman imam malik setelah 40 tahun beliau berAKHIDAH MU’TAZILAH
walapun dengan pegikutnya di ingkari atas taubatnya beliau tapi beliau sudah berlepas diri dari pemahamanya yg dulu[MU'TAZILAH]
Afif Fatkhurrohman berkata
Jazaakallah
–> silakan..
aspost berkata
Nah kalo Allah sudah menentuin kita masuk neraka! Apa yang bisa gue usahain biar ketentuan Allah itu berubah 180 derajat. Ketentuan Allah itu masih bisa dirubah khan!
Minta penjelasan sob. Thank banget jika loe semua pada berkenan!
“Aspost”
–>Tersebutlah ada seorang guru yang sangat mengasihi murid-muridnya. Dia ingin murid-muridnya ini semua lulus, dan kelak menjadi orang yang berilmu. Maka dia rajin memberi tugas-tugas (PR). Selain itu mewajibkan membaca buku pelajaran 2x sehari, dan sangat menganjurkan murid untuk menambahnya sendiri. Kadang-kadang dia memberi ujian-ujian dadakan di kelas, agar muridnya selalu siap dan belajar.
Dia menjamin, jika para murid mengerjakan tugasnya, dan menjalankan kewajiban (darinya) pasti akan lulus. Membaca pelajaran minimal 2x sehari, dan mengerjakan semua PR.
Dia menyayangi muridnya dengan cara yang benar. Bukan dengan cara menaikkan nilai raport. Bukan dengan meluluskan murid secara cuma-cuma. Bukan asal mengaku murid terus diluluskan. Dia mendidik dan mengantarkan muridnya untuk lulus dan berilmu, layak dengan kelulusannya.
Adalah wajar ketika ada anak yang lebih rajin akan mendapat perhatian lebih dan lebih disayangi guru. Kasih sayangnya guru berlebih kepada si anak karena rajinnya. Guru tanpa ragu memberikan dia kelulusan, seandainya (misalnya) anak itu tiba-tiba sakit tak bisa ujian akhir. Seolah-olah si anak lulus gratisan.. padahal itu karena guru tahu kemampuan si anak, karena ketekunannya.
Namun misal ada seorang di antara murid yang suka curang. Dia malas membaca. Mengerjakan PR pun selalu mencontek. Guru tahu dari gelagatnya. Dia meramalkan, kelak anak ini tak lulus. Atau seandainya lulus pun, nilainya pasti jelek.
Mungkin murid lain tak tahu. Namun Guru yang waspada lebih tahu. Manusia di dunia ini tak tahu apa-apa, dibanding sang Khalik yang Maha Tahu.
Demikian sekilas ilustrasi. Mungkin tak tepat benar. Semoga Allah memberi petunjuk-Nya kepada anda dan kita semua. amien.
wawan, pake_aza@yahoo.com berkata
jangan gitu ah..
masa, gara2 ngeliat sarjana2 pengangguran ga dapat kerja, kita memutuskan untuk ga sekolah/ga kuliah..
“ah, yang kuliah aja pada nganggur, mending saya ga usah kuliah, toh juga akan jadi penganggur juga”
ylaskar berkata
Susanto berkata
Ahlus Sunnah mengimani seluruh sifat yg telah Allah khabarkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mengapa ada sebagian orang yg membatasi sifat wajib bagi Allah hanya 20 saja? Di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah tidak terdapat pembatasan atas hal itu.
Setiap nama Allah pasti juga terkandung sifat-Nya. Misalnya saja nama Ar-Rahman berarti Allah juga mempunyai sifat Ar-Rahman (Maha Pemurah). BAGAIMANA MUNGKIN ALLAH MEMILIKI NAMA AR-RAHMAN TETAPI TIDAK MEMILIKI SIFAT AR-RAHMAN. Tidak boleh seorang muslim mengingkari/meniadakan sifat ini. Bagaimana sejarah turunnya (asbabun nuzul) Ayat Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat 30.
Tatkala orang-orang Quraisy mendengar Rasulullah shollallahu ’alaihi wasallam menyebut sifat Allah Ar-Rahman, maka mereka mengingkarinya. Allah lantas menurunkan ayat berkenaan dengan mereka:
“Mereka kafir (ingkar) kepada Ar-Rahman (Tuhan Yang Maha Pemurah) ….” (Q.S. Ar-Ra’d:30)
Allah juga mempunyai nama Ar-Rahim yg berarti juga memiliki sifat Ar-Rahim. Jelas suatu ketidakbenaran jika mengatakan Allah bernama Ar-Rahim tetapi HANYA SEKEDAR NAMA SAJA yg tidak memiliki sifat Ar-Rahim (Penyayang).
Dan masih banyak lagi nama-nama Allah seperti Al-Aziz (Maha Perkasa), Al-Wahab (Maha Pemberi), Al-Ghofar (Maha Pengampun), dsb yg semuanya juga mengandung sifat-sifat Allah.
Selain itu, dalam sifat wajib yg 20 itu terdapat sifat Al-Qadim (Qidam/terdahulu). Sedangkan Al-Qadim bukanlah termasuk nama Allah, tetapi yang termasuk namanya adalah Al-Awwal, karena nama dan sifat Allah adalah tauqifiyah (baku), tidak boleh seorang pun menetapkan sesuatu kecuali harus dengan dalil (Al-Qur’an dan As-Sunnah).
–> Menurut yang saya ketahui, Imam Abu Mansur al Maturidy mengemukakan teori sifat Allah 13 (bukan 20, mohon cek jika salah). Kemudian Imam Abu Hasan al Asy’ari mengemukakan yg 20 ini. Sampai saat ini sifat 20 masih belum ada kritik/penyempurnaan/penambahan/pengurangan. Teori ini sudah berusia 1000-an tahun lebih, dan tak ada yg membantahnya. Bahkan banyak ulama mengarang kitab mengutip/mendukungnya.
Jika anda punya hujjah kuat silakan menambah atau mengurangi. Jika teori/dalil/hujjah anda lebih kuat, insya Allah akan banyak ulama/umat mengikuti.
sukirno hady berkata
–> Menurut yang saya ketahui, Imam Abu Mansur al Maturidy mengemukakan teori sifat Allah 13 (bukan 20, mohon cek jika salah). Kemudian Imam Abu Hasan al Asy’ari mengemukakan yg 20 ini. Sampai saat ini sifat 20 masih belum ada kritik/penyempurnaan/penambahan/pengurangan. Teori ini sudah berusia 1000-an tahun lebih, dan tak ada yg membantahnya. Bahkan banyak ulama mengarang kitab mengutip/mendukungnya.
anda ngarang sendiri perkataan yg keluar itu apa ada sandaranya yg kuat
Siapakah PENYUSUN DAFTAR SiFAT 50 PERTAMA KALi ?????
Jawab : Ajaran Sifat 20 atau akidah 50 di susun pertama kali oleh Syaikh As Sanusi ( lahir tahun 1437 M dan wafat tahun 1490 M ) dalam Kitab Umm Al Barahin…
Ajaran sifat 20 bukan lah susunan Abu Hasan Al Asy’ari.. Ini fakta sejarah internasional…
Seluruh kaum muslimin sepakat bahwa Mengimani dalil NAQLi (Al Quran dan Hadis adalah wajib hukum nya).. Murid SD pun tahu hal tersebut
Akan tetapi, apakah mengimani dalil aqli ( dalil akal ) yang dikarang OLEH Si PENYUSUN DAFTAR akidah 50 adalah mutlak wajib ????? Mari kita buktikan :
sukirno hady berkata
Namun FATAL ! Akal orang zaman dulu patah ketika perkembangan ilmu alam modern (ahli science modern) ternyata mampu membagi bagi atom menjadi electron, proton dan neutron…. Orang Islam yang pertama kali memaparkan teori tersebut ialah Abu Huzail al ‘Ulaaf tokoh Mu’tazilah dari Bashrah.. T
teori ini bersumber dari seorang filosof Yunani; DEMOCRiTOS… Teori Jauhar Al Fard sebenarnya dimaksud kan untuk menyanggah teori materi eternal (Al Maddah al Qadimah) yang di kemukakan oleh Aristoteles… Apakah dalil akal yang macam begini jika tidak kita percayai membuat kita jadi KAFiR ?
2. Pada dalil kebaruan alam terdapat 7 pokok pembicaraan yang terkenal dengan sebutan mathalib sab’ah.. Syaikh Bajuri menyatakan : “mathalib sab’ah ini tidak dapat diketahui kecuali oleh orang orang yang rasikh atau yang sangat dalam ilmu nya”… Syaikh Sanusi menyatakan : “dengan mathalib sab’ah inilah si mukallaf akan selamat dari pintu jahannam yang tujuh”… Ini merupakan dalil akal yang bercampur filsafat Yunani yang mereka masukkan kedalam kitab kuning…
Apakah dalil akal yang macam begini, jika tidak kita percayai membuat kita jadi KAFiR ? akidah bukan dari orang orang filsafat
Ilmu mantiq yang berasal dari sikafir yunani digunakan untuk pembahasan akidah islam
Akidah yang benar adalah akidah Rasulullah S.A.W dan para sahabat nya r.a… Akidah bersifat tauqifiyyah dan ittiba’ pada Rasulullah S.A.W
Menurut penulis, sejumlah pembahasan ilmu kalam dalam kitab kuning merupakan model teologi yang telah dikembangkan oleh para pengikut Asy’ariyah, tidak selalu sama dengan pokok pemikiran Imam Abu Hasan Asy’ari.. Misal nya : Ajaran Sifat 20 di susun oleh Syaikh As Sanusi ( 1437 M- 1490 M ) dalam Kitab Umm Al Barahin… Ajaran sifat 20 bukan lah susunan Abu Hasan Al Asy’ari.. Ini fakta sejarah internasional…
Terdapat sejumlah kejanggalan ilmu kalam dalam kitab kuning, misal nya :
1. Pada dalil kebaruan alam terdapat 7 pokok pembicaraan yang terkenal dengan sebutan mathalib sab’ah ( silahkan check : Kitab Kifayatul Awam )
Syaikh Bajuri menyatakan : “mathalib sab’ah ini tidak dapat diketahui kecuali oleh orang orang yang rasikh atau yang sangat dalam ilmu nya”
Syaikh Sanusi menyatakan : “dengan mathalib sab’ah inilah si mukallaf akan selamat dari pintu jahannam yang tujuh”
JAWABAN SAYA :
Wahai Syaikh As Sanusi ! Bagaimana gerangan pendapat mu terhadap para Sahabat Rasulullah dan ulama ulama lain yang tidak menetap kan adanya Tuhan dengan perantaraan mathlab tujuh itu ?? Apakah lantaran itu pintu neraka jahannam menjadi terbuka bagi beliau beliau itu ?
Wahai Syaikh Bajuri !!!!! apakah ilmu beliau beliau itu itu kurang rasikh atau tidak rasikh ?Jangan mencampur akidah Islam dengan filsafat !
2. Tentang bahagian bahagian alam.. Menurut orang orang mu’tazilah ; benda terdiri dari bagian bagian kecil yang tidak dapat dibagi bagi lagi (jauhar fard atau atom). Teori atom ini menjadi dasar pendapat mu’tazilah tentang kekuasaan Tuhan dan hubungan nya dengan alam…. Teori ini bersumber dari seorang filosof Yunani; DEMOCRiTOS yang masih di sengketakan di antara filosof filosof Yunani
Dengan demikian, akan timbul permasalahan sebagai berikut :
a. Kenapa dalam sejumlah kitab kuning; teori jauhar fard di anggap sebagai bagian dari akidah Islam versi Asy’ariyyah ? Padahal sejarah pemikiran Islam membuktikan bahwa orang yang pertama kali memaparkan teori tersebut ialah Abu Huzail al ‘Ulaaf tokoh Mu’tazilah dari Bashrah.
b. Kalau penulis kitab Kifayatul Awam ingin membuktikan Tuhan dengan teori Jauhar Fard ( atom, dari bahasa Yunani : atomos; individed )… Bagaimana kah dengan penemuan baru bahwa atom terdiri dari proton, neutron dan electron ?
c. Teori tersebut bukan dari Islam… Itukah dalil aqli yang harus kita percayai ?
3.Al Qur an juga tidak menggunakan istilah istilah filsafat seperti jauhar, aradl dan sebagai nya.. karena agama tidak hanya untuk orang orang filosof
4.Membahas hukum hukum akal ( law of reason ) yang terbagi dalam tiga kategori :
– wajib pada akal, mustahil pada akal, jaiz pada akal .. Menurut para pengkaji; penggunaan hukum hukum ini di pengaruhi dialektika Yunani dan logika Aristoteles…..
.
Meyakini sifat 20 menjadi kewajiban umat islam N,U dengan alasan alasan akal…
Penyusun daftar akidah sifat 20 adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf As Sanusi (833 – 895 H / 1427 – 1490 M ) atau popular dengan panggilan Syaikh Sanusi dari Tilimsan Negara Al Jazair, beliau mengarang kitab UMMUL BARAHiN (Aqidah Sughra)
Sifat 20 atau akidah 50 merupakan tahrif terhadap sifat sifat Allah SWT
Apakah itu yang namanya tauhid ?
WAHAI KAUM MUSLIMIN
Yang pasti tidak ada dalil yang menyatakan sifat wajib Allah SWT cuma dua puluh…
Lagipula Nabi SAW, sahabat dan para imam ahlul bait tidak pernah menyebut nyebut sifat 20 ataupun akidah 50…
Pemahaman “Sifat Allah Yang Wajib Cuma 20″ bukan kebenaran mutlak dan bisa dikritik.
Pada masa Nabi SAW, akidah belum bercampur dengan unsur unsur budaya luar, masalah baru muncul saat wilayah Islam meluas ke daerah non Arab yang mana daerah daerah tersebut sudah memiliki budaya sendiri…
Ilmu kalam pesantren menyusun akidah wajib dengan pemahaman filosofis sehingga sesuatu yang sebenarnya masih dalam tahap filsafat teoritis dinaikkan tingkat menjadi akidah…
Padahal yang namanya filsafat teoritis masih bersifat praduga sehingga mazhab N,U tidak lagi mengenal yang mana akidah dan yang mana filsafat…
Pandangan filosofis dianggap kebenaran mutlak dan disamarkan menjadi akidah wajib, disitulah letak kesalahan Asy’ari dan penerus penerusnya
Misal : Terminologi seperti jauhar, jisim, ‘aradh, jirim, jauhar fard dan daur tasalsul dalam kitab kuning N,U itu bukanlah akidah tetapi filsafat teoritis yang dipakai untuk membahas materi
Mareka mentahrif sifat Allah menjadi Cuma 20 saja, apakah itu kerjaan umat Islam dan apa itu yang namanya tauhid ?
Pemikiran kalam tentang Sifat 20 sudah banyak yang kritik, tetapi sudah enak. Kalau mereka mau dikritik maka tidak mungkin umat islam hari ini selemah sekarang..
Dalam Al Quran ada 1108 ayat tentang sains tetapi ulama sunni tidak menelitinya secara mendalam sehingga menimbulkan ekses yang sangat buruk bagi perkembangan Islam
Kita diperintah meneliti alam (apa yang ada dilangit dan dibumi) atau meneliti makhluk Nya, mengapa ulama sunni mengabaikan perintah tersebut lalu sibuk meneliti yang tidak dianjurkan yaitu Zat Nya…
Kitab kuning dianggap sebagai kebenaran mutlak sehingga tidak ada budaya kritik, memunculkan kekakuan pemikiran !
Misal : Menurut mereka, orang yang mampu menghapal sifat 20 atau akidah 50 sudah dianggap tauhidnya mendalam…
Doktrin dan pendidikan agama di sekolah harus ditulis ulang, jangan berhenti berijtihad kontemporer dalam segala aspek
Berimanlah kepada ayat ayat Allah secara total tanpa memilah antara ayat ayat alam dengan ayat ayat syari’ah
sukirno hady berkata
jangan kau ikuti pemahaman yg sudah jelas jelas bukan dari ALQUR’AN/SUNNAH
itu hanya teori orang2kafiirrr yunani yg akan mengkaburkan tentang keadaan ALLAh YG SEBENARNYA yg dianut oleh kelompok mu’tazilah,
lalu anda membelahnya mati matian,anda akan menyerang apa bila ada yg mengkritik dan mengusik pemahaman sesat kalian ini
ALLAH turunkan ALQUR’AN huda linaas ALLAH turunkan RASUL sebagai contoh kalian beragama akan tetapi kenapa kalian justru berpaling dari ALQUR’AN dan RASULNYA
kalian justru mengekor kepada musuh2 islam
inikah BUKTI KALIAN sebagai bentuk CINTA RASUL,
bukankah ini menandahkan bahwa kalian melecehkan RASUL KALIAN ITU SENDIRI;
saudaraku kaum muslimin
cukup bagi kalianALQUR’AN DAN SUNNAH sebagai hujjah
apakah ada yg Lebih baik dari keduanya ALQUR’AN DAN HADIST
kalau anda jawab tidak ada
mengapa anda mengikuti perkataan SYAITHON,,,,,mengekor dgn perkataan IBLIS LA’NATULLAH ALIYK
lalu anda jawab ini sudah kami ikuti ribuan tahun yg lalu
apa kamu lebih pandai dari mereka lebih a’lim dari mereka
INI PERSIS dengan perkataan ABU JAHALdan ABU LAHAB
saudaraku,,,,
LIHATLAH perkataan ABU JAHAL ketika NABI ingin mengislamkan pamannya ABU THOLIB, ya pamanku katakanlah LAILAHAILALLAH WEANA MUHAMMAD RASULALLAHdengan kalimat ini maka aku akan menjadi saksi bahwa engkau
sebagai ummaatku;
LIHATLAH SAUDARAKU apa yg dikatakan oleh ABU JAHALdan ABU LAHAB
ya ABU THOLIB apakah agama NENEK MOYANGMU ITU JELEK dari pada agama MUHAMMAD timbulah keraguan ABU THOLIB sehingga dia mati dalam keadaan kafir
apa kalian juga akan mengikuti jejak abu JAHAL dan ABU LAHAB
anda pasti akan jawab tidak
KALAU DEMIKIAN MAKA CUKUP ALQUR’AN DAN SUNNAHyg sesuai dengan pemahaman para sahabat sebagai HUJJAH ,SEBAGAI DALIL, SEBAGAI PEGANGAN, SEBAGAI MIZAN,SEBAGAI TOLAK UKUR,,,,,,bukan TEORI,TEORI
ORANG KAFIR YG KITA IKUTI
mas jay berkata
Terimakasih artikelnya,dan masih sudikah penjelasan rukun13 dari sifat 20 ini terimakasih atas penjelasannya.
–> wa’alaikum salam wrwb. Persisnya tidak tahu, hanya pernah baca demikian. Sampai sekr sifat 20 inilah yang beredar. Sedangkan kitab2 yg membahas 13 mungkin telah punah.
Rezza Ttc Laskar Petir berkata
sukirno hady berkata
anda ini ngomong apa berak?
Rezza Ttc Laskar Petir berkata
ABULHAKIM berkata
۞*•بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ •*۞
۞*•.¸.•*۞ *•.¸.•*۞ *•.¸.•*۞ *•.¸.•*۞
Salam. Saya mengajak sdr/i ber“FACEBOOK” sambil BERDAKWAH menyampaikan kalimah TAUHID @
kalimah NAFI ISBAT, SIFAT 20 &
PUASA RAMADHAN.
Dapat kiranya diuar-uarkan sebagai IBADAH
dan bekalan untuk kehidupan
di alam BARZAKH.
19-01-95 berkata
Nur fajri hayyuni mau lidya berkata
guntur berkata
http://fatwasyafii.wordpress.com/2010/05/21/biografi-al-imam-abul-hasan-al-asyari-260-324-h/
semoga dapat pencerahan.
sukirno hady berkata
betul itu karang syech asya’ri
Muhammad Farhan berkata
sukirno hady berkata
angel shantia berkata
shintiaaryanti berkata
terimakasih
RIDZ AREFY berkata
Riyan azza Qi berkata
bundaozidanchacha berkata
–> Itu menurut anda.. silakan saja. Namun lebih mudah atau lebih sulit itu tidak menunjukkan benar atau salah sebuah teori. Sebagai contoh, seorang anak TK lebih mudah mencerna bahwa matahari mengelilingi bumi. Namun kenyataannya …
Imam berkata
Tulisan Anda :
Alhamdulillah. Penjelasan ustadz/ulama dari kalangan yang sering disebut “wahhabi/salafy’ justru paling mudah dipahami (tidak njlimet dan tidak mutar-muter) dan sangat TERASA KESESUAIANNYA DENGAN SUNNAH.
Tanggapan saya : ( lihat berhuruf besar di atas ) :
Apakah sesuai dengan sunnah apabila ada fatwa dari Syeh Ibnu Utsaimin yang berbunyi sebagai berikut ketika berfatwa mengenai hukum istri yang tinggal bersama dengan suami yang tidak sholat atau sebaliknya, suami yang tinggal bersama istri yang tidak sholat.
berbunyi ( ringkasan fatwanya ) :
أجاب بعدم جواز بقاء المرأة مع زوج لا يصلى؛ لأن تارك الصلاة كافر خارج عن ملة الإسلام، ونكاحه مفسوخ، ولا يورث، ولا يغسل إذا مات، ولا يصلى عليه، ولا يدفن فى مقابر المسلمين، وإنما يخرج به إلى الصحراء ويدفن بثيابه لأنه لا حرمة له!
Artinya : ” Jawab saya ( Syeh Ibnu Utsaimin ) hukumnya tidak boleh seorang istri tinggal bersama suami yang tidak sholat, karena hukum meninggalkan adalah kafir keluar dari agama Islam dan pernikahannya batal, tidak mewarisi ( harta ), tidak boleh dimandikan ketika meninggal dunia, tidak disholati, dan tidak boleh dikuburkan di kuburan muslimin, bahkan mayit itu dikeluarkan / ” dibuang ” di gurun pasir serta dikubur bersama pakaiannya ( bukan dikafani ) karena ia bukanlah orang yang mempunyai kehormatan.
Jadi kebanyakan orang Islam kafir dong …. bukan hanya di indonesia saja bahkan di Saudipun banyak orang tidak sholat lhoo yang nota bene asal fatwa ini tapi toh yang meninggal diantara mereka tidak dikubur dengan diasingkan ke padang pasir ya…
dan juga banyak anak jadah sebab mereka hasil dari pernikahan yang batal akibat tidak sholat….gimana ini Ummi Ozi ? bunda ozi ?
Silakan baca fatwa beliau di kitab : Risalah shifati sholatin nabiy.
sukirno hady berkata
ulama’ berbedah pendapat masalah hukum orang meninggalkan sholat
kafir/keluar dari islam apa ngak
maka ulama’seperti ibnu usaimin,merujuk kepada ALQUR’AN
APABILA KALIAN BERSELISIH TENTANG SESUATU KEMBALIKAN KEPADA ALLAH DAN ROSULNYA,
lalu ada apa dengan fatwa beliau,apakah ada yg menylisihi ALQUR’AN/SUNNAH
ANDA BERKATA
Jadi kebanyakan orang Islam kafir dong …. bukan hanya di indonesia saja bahkan di Saudipun banyak orang tidak sholat lhoo yang nota bene asal fatwa ini tapi toh yang meninggal diantara mereka tidak dikubur dengan diasingkan ke padang pasir ya
tidak dimanapun dan siapapun yang meninggalkan sholat terus menerus
selama hidupnya dia KAAFIRRRR dan umat islam tidak wajib mensholatkan
bundaozidanchacha berkata
Maaf, saya bukan bermaksud debat, diskusi, atau apa lah. Saya cuma ingin memberitahukan suatu kabar gembira (menurut saya lagi) tentang adanya majlis pengajian yg cahaya kebenarannya begitu gamblang, karena dulunya saya terlalu lama dalam “tradisi-ketidakjelasan-beragama” meskipun dulu kayaknya sangat sibuk ngaji. Terima kasih, komentar (curhat) saya sudah ditampilkan. Semoga Allah memudahkan kita memahami agama Islam yg lurus. Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
sukirno hady berkata
Zakaria - Palembang berkata
Semoga ALLAH SWT menjadikan penulis sbg orang yang di ridhoiNYA dan mendapatkan pahala dariNYA amien
sukirno hady berkata
hanya dua puluh
dan siapa nama penyusunya dan dia itu bermadhab apa
bagi2 ilmu,dong
hendra berkata
sukirno hady berkata
ichima berkata
aina najiha berkata
Mohamad Effendy berkata
pencarihaq berkata
jika kita bersemangat mencari kebenaran yang haqiqi dengan tawakal & istiqomah, insyaAllah hidayah menanti di depan mata
–> justru sifat 20 ini karya salafushalih. Anda bersyukur meninggalkannya, lalu menggantinya dengan apakah? Masih perlu diuji apakah ilmu baru anda benar2 karya salafushalih.